Lama gak apdet blog, kebetulan dapat giliran memberikan kultum di musholla kantor. Langsung teringat materi 4 tahun lalu yang pernah disampaikan Bp. Heru Pambudi Dirjen Bea dan Cukai (saat itu masih menjabat Direktur Fasilitas) pada acara kultum di masjid KP DJBC.
Beliau saat itu membuka kultumnya dengan sinopsis sebuah buku yang berjudul Tuhan, Maaf Kami sedang sibuk karya Ahmad Rifa’i Rif’an.
Jendela Kata
Kata yang terucapkan bisa hilang - Kata yang dituliskan akan dikenang
Senin, 13 Juni 2016
Kamis, 04 Desember 2014
DAYA YG TERPENJARA
Sahabat tentu sudah pernah mendengar atau membaca kisah
inspiratif tentang seekor gajah yang kakinya diikat dengan rantai. Berkali2 ia
mencoba melarikan diri tapi gagal, hingga ketika rantai yang mengikat talinya
diganti dengan tali plastik ia menjadi enggan untuk melarikan diri karena sudah
yakin pasti gagal. Kisah lainnya tentang seekor belalang yang baru lepas dari
kotak yang selama ini mengurungnya, lompatannya kalah tinggi dibanding dengan
temannya belalang yang hidup di alam bebas. Demikian pula seekor katak yang
dilepaskan dari tempurung yang telah lama membelenggunya, lompatannya tak lebih
tinggi dari batas atas tempurung yg pernah membelenggunya. Ada apa dengan si
gajah, belalang dan katak...yaa mereka terbelenggu oleh pikirannya sendiri
terbatasi keinginannya. Menganggap bahwa mereka sudah tak mampu lagi sehingga
tak mau berusaha lebih keras lagi.
Sabtu, 05 Juli 2014
Ketika Kuharus MEMILIH
Masih teringat pertanyaan mendasar dari Bp. SAFUADI saat menjadi salah satu pemateri pada sebuah acara manajerial setahun yang lalu, beliau bertanya “apakah kondisi yang kita alami saat ini merupakan NASIB atau PILIHAN kita ?”. sebagian besar peserta saat itu menjawab NASIB karena menganggap bahwa apa yang terjadi saat itu adalah karena NASIB (jadi inget tiap kali mengeluh selalu berkata owalah naseeb naseeb) daan ternyata jawaban tersebut kurang tepat sebab menurut pemateri jawaban yang tepat adalah PILIHAN….kita begini kita begitu bukan lain adalah karena PILIHAN kita sendiri.
Lama aku merenungkan jawaban itu
kenapa PILIHAN bukan NASIB…baca-baca buku, buka buka literatur, dengar dengar
kisah dan cerita lalu merenungkan keadaan diri sendiri hingga sampailah pada
satu pendapatku bahwa memang benar keadaan kita saat ini dikarenakan PILIHAN kita
sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)