Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1437 H

Sabtu, 05 Juli 2014

Ketika Kuharus MEMILIH




Masih teringat pertanyaan mendasar dari Bp. SAFUADI saat menjadi salah satu pemateri pada sebuah acara manajerial setahun yang lalu, beliau bertanya “apakah kondisi yang kita alami saat ini merupakan NASIB atau PILIHAN kita ?”. sebagian besar peserta saat itu menjawab NASIB karena menganggap bahwa apa yang terjadi saat itu adalah karena NASIB (jadi inget tiap kali mengeluh selalu berkata owalah naseeb naseeb) daan ternyata jawaban tersebut kurang tepat sebab menurut pemateri jawaban yang tepat adalah PILIHAN….kita begini kita begitu bukan lain adalah karena PILIHAN kita sendiri.

Lama aku merenungkan jawaban itu kenapa PILIHAN bukan NASIB…baca-baca buku, buka buka literatur, dengar dengar kisah dan cerita lalu merenungkan keadaan diri sendiri hingga sampailah pada satu pendapatku bahwa memang benar keadaan kita saat ini dikarenakan PILIHAN kita sendiri.

Yaah sekali lagi ternyata memang benar bahwa kehidupan terdiri dari banyak rangkaian soalan soalan, masalah masalah (pernah kutulis disini http://moedza67.blogspot.com/2014/01/sabar-dan-tegar-ditengah-persoalan-yang.html), dan untuk menyelesaikan soalan atau masalah tersebut ternyata kita dihadapkan pada pilihan – pilihan atau alternatif jawaban. Pilihan yang baik akan membawa kepada perubahan keadaan menjadi lebih baik, sebaliknya pilihan yang buruk akan membawa pada perubahan keadaan yang memburuk bahkan tak jarang akan menimbulkan penyesalan. Teringat prinsip sederhana saat akan milih calon isteri dulu “Buka mata dan telinga lebar-lebar sebelum menjatuhkan pilihan, kemudian tutup mata dan telinga rapat-rapat setelah menentukan pilihan”

Pertengahan tahun 2011 nasib mengatakan aku harus melaksanakan tugas di Sabang sebuah kota yang terletak di Pulau Weh pulau terluar bagian barat Indonesia. Duaaar…tak terbayangkan jika ternyata nasibku harus kesana,,,lalu aku mulai dihadapkan pada PILIHAN berangkat yang berarti harus meninggalkan keluarga untuk beberapa saat atau tidak berangkat yang berarti melawan perintah atasan dan bersiap menerima konsekwensinya. Setelah berunding dengan keluarga, melihat dan memperhatikan kawan2 sejawat yang kebetulan bernasib sama mengalami mutasi, promosi dan transmigrasi serta setelah meminta petunjuk dari Sang Pencipta akhirnya aku meMILIH untuk berangkat melaksanakan tugas. Demi integritas dan harga diri …. Berangkaaaaaat. 



Tahun pertama masih enjoy, santai melaksanakan tugas sehari-hari di rantau orang. Meski harus berpisah dengan keluarga dan terpaksa hanya bisa bertemu sebulan sekali untuk empat hari yang berkualitas, namun kondisi eksternal yang masih kondusif dan tim internal kantor yang solid membuat hari-hari berlalu begitu cepat. Dua kali skep mutasi dikeluarkan oleh kementerian tapi aku masih belum bergeming dan terprovokasi untuk gundah gelisah.

Tahun kedua mulai belajar membaca intrik intrik yang terjadi didalam institusiku, bagaimana mengapa hingga seseorang bisa begini bisa begitu. Mulai mengaca mulai membaca nasib diri, mulai memprediksi perjalanan setelah ini, hingga sampai pada satu kesimpulan bahwa yang selama ini aku dibilang promosi naik jabatan ternyata hanya transmigrasi. Betapa tidak jika promosi selayaknya dapat keistimewaan dalam kenaikan pangkat dan (seperti pendapat temen2 yg senasib) seharusnya pendapatan juga bertambah seiring dengan bertambahnya tanggung jawab, tapi yang kudapat pangkat tak bisa naik dipercepat dan pendapatan tak bertambah seperti teman2 sejawat (maaf tak bermaksud menafikan bahwa rezeki di atur oleh ALLAH, saya sangat paham itu). Simpulan simpulan itu dan setelah membaca peta situasi institusi nampaknya aku dihadapkan pada PILIHAN lagi jika ingin nasibku berubah. 

Tak dapat dipungkiri dan aku terpaksa mengamini pendapat seorang kawan yang kenyang mendalami intrik2 institusi, bahwa ada 3 kategori pegawai secara garis besar yaitu BIASA, ISTIMEWA dan UNIK. Pegawai BIASA dimaksudkan adalah pegawai yang berjalan apa adanya menjalankan tugas dan kewajiban apa adanya. Pegawai ISTIMEWA dibagi jadi dua, pertama ISTIMEWA karena kinerjanya yang baik dan diatas rata-rata, kedua ISTIMEWA karena ia pintar atau rajin lapor atau mungkin juga setor apakah setor muka atau setor pelayanan kepada pejabat yang dianggap mempunyai kuasa.  Kategori ketiga pegawai UNIK pegawai yang mempunyai prestasi atau atitude khusus, dan pegawai UNIK hanya bisa dilihat oleh orang2 yang UNIK dan “membutuhkan”. Kata temenku pegawai kategori BIASA maka jalur mutasinya ya biasa2 saja bahkan terkesan tercecer-cecer, dan yang ISTIMEWA jalurnya bisa diprediksi, sementara yang UNIK jalurnya juga unik.

Kembali pada PILIHANku, apakah aku harus mengikuti jalur UNIK atau BIASA ataukah harus membuat jalur baru EKSTRIM. Milih “jabatan” dengan resiko berjauhan dengan keluarga untuk jangka waktu yang tak bisa dipastikan atau mendekat dengan keluarga walau harus menanggung konsekwensinya ?. Kubaca peta dengan teliti, kupahami yang sedang terjadi dengan hati, kuamati tanda tanda alam dengan seksama dan akhirnya kumohon petunjuk pada sang Khalik. Akhirnya aku memilih untuk mendekati, berkumpul keluarga daripada tetap berenang di laut ketidakpastian dan ombak persaingan. Awal mei 2013 akhirnya kuajukan permohonan untuk dipindahkan ke kota yang deket dengan keluarga dan kukembalikan mandat jabatan yang telah dipercayakan padaku. 


Dan setahun setelah permohonan belum kelihatan tanda-tanda disetujui, mulailah berkecamuk pikiran-pikiran tak sehat terhadap kebijakan institusi, masa hanya minta DOWNGRADE aja susah padahal sebelum-sebelumnya yang UPGRADE begitu mudahnya. Bertahan dalam ketidak pastian, bersabar dalam gejolak emosi, berkutat dalam rasa curiga, beruntung ALLAH memberikan hidayahnya untuk tetap sehat jasmani dan rohani, berpikiran tetap sehat. ALHAMDULILLAH. Akhirnya tepat tanggal 12 Juni 2014 keputusan itu keluar dan aku disetujui pindah ke kota yang menjadi HOMEBASEku. MALANG…bersyukur aku telah meMILIH dan semoga PILIHANku tepat dan diberkahi Allah setelah melihat betapa struktur mutasi yang benar2 BIASA, ISTIMEWA dan UNIK.

Akhirnya aku harus segera meninggalkan kawan-kawan seperjuanganku yang mungkin juga sedang menimbang-nimbang PILIHAN masing2. Semoga kalian semua segera mendapatkan jawaban atas soalan yang sedang dihadapi dengan memilih yang tepat, dan semoga mendapatkan yang terbaik dari apa yang kalian harapkan.  ALLAH tidak pernah TIDUR, ALLAHU MA’ANA. Terima kasih atas kerjasama kita selama ini, mohon maaf jika ada yang kurang berkenan di hati baik dalam kedinasan atau pergaulan sehari-hari.

Selamat datang kepada penggantiku, semoga keadaan menjadi lebih baik. Institusi kita menjadi lebih bermartabat dan disegani seperti dahulu.


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”


“ BUKA MATA DAN TELINGA LEBAR2 SEBELUM MENJATUHKAN PILIHAN, LALU TUTUPLAH MATA DAN TELINGA RAPAT2 SETELAH MENENTUKAN PILIHAN “


Salam SASAJI (Semoga Allah Selalu Anugerahi Jiwa Ikhlas).





3 komentar:

  1. PILIHAN yang tepat namun berat...
    Salut dengan empunya blog salah satu panutanku...
    Semoga selalu diberkahi dan dianugerahi jiwa ikhlas, ramah, rezeki yang berlimpah dan kesuksesan di mata Allah, amin.
    Selamat menjalankan tugas di tempat yang baru pak moedza....

    BalasHapus
  2. Rama Budi....terima kasih berkenan hadir. Semoga Budi juga sukses di karier dan keluarga

    BalasHapus