Masih teringat pertanyaan mendasar dari Bp. SAFUADI saat menjadi salah satu pemateri pada sebuah acara manajerial setahun yang lalu, beliau bertanya “apakah kondisi yang kita alami saat ini merupakan NASIB atau PILIHAN kita ?”. sebagian besar peserta saat itu menjawab NASIB karena menganggap bahwa apa yang terjadi saat itu adalah karena NASIB (jadi inget tiap kali mengeluh selalu berkata owalah naseeb naseeb) daan ternyata jawaban tersebut kurang tepat sebab menurut pemateri jawaban yang tepat adalah PILIHAN….kita begini kita begitu bukan lain adalah karena PILIHAN kita sendiri.
Lama aku merenungkan jawaban itu
kenapa PILIHAN bukan NASIB…baca-baca buku, buka buka literatur, dengar dengar
kisah dan cerita lalu merenungkan keadaan diri sendiri hingga sampailah pada
satu pendapatku bahwa memang benar keadaan kita saat ini dikarenakan PILIHAN kita
sendiri.
Yaah
sekali lagi ternyata memang benar bahwa kehidupan terdiri dari banyak rangkaian
soalan soalan, masalah masalah (pernah kutulis disini http://moedza67.blogspot.com/2014/01/sabar-dan-tegar-ditengah-persoalan-yang.html),
dan untuk menyelesaikan soalan atau masalah tersebut ternyata kita dihadapkan
pada pilihan – pilihan atau alternatif jawaban. Pilihan yang baik akan membawa
kepada perubahan keadaan menjadi lebih baik, sebaliknya pilihan yang buruk akan
membawa pada perubahan keadaan yang memburuk bahkan tak jarang akan menimbulkan
penyesalan. Teringat prinsip sederhana saat akan milih calon isteri dulu “Buka
mata dan telinga lebar-lebar sebelum menjatuhkan pilihan, kemudian tutup mata
dan telinga rapat-rapat setelah menentukan pilihan”
Pertengahan
tahun 2011 nasib mengatakan aku harus melaksanakan tugas di Sabang sebuah kota
yang terletak di Pulau Weh pulau terluar bagian barat Indonesia. Duaaar…tak terbayangkan
jika ternyata nasibku harus kesana,,,lalu aku mulai dihadapkan pada PILIHAN
berangkat yang berarti harus meninggalkan keluarga untuk beberapa saat atau
tidak berangkat yang berarti melawan perintah atasan dan bersiap menerima
konsekwensinya. Setelah berunding dengan keluarga, melihat dan memperhatikan
kawan2 sejawat yang kebetulan bernasib sama mengalami mutasi, promosi dan
transmigrasi serta setelah meminta petunjuk dari Sang Pencipta akhirnya aku
meMILIH untuk berangkat melaksanakan tugas. Demi integritas dan harga diri ….
Berangkaaaaaat.
Tahun
pertama masih enjoy, santai melaksanakan tugas sehari-hari di rantau orang.
Meski harus berpisah dengan keluarga dan terpaksa hanya bisa bertemu sebulan
sekali untuk empat hari yang berkualitas, namun kondisi eksternal yang masih
kondusif dan tim internal kantor yang solid membuat hari-hari berlalu begitu
cepat. Dua kali skep mutasi dikeluarkan oleh kementerian tapi aku masih belum
bergeming dan terprovokasi untuk gundah gelisah.
Tahun
kedua mulai belajar membaca intrik intrik yang terjadi didalam institusiku,
bagaimana mengapa hingga seseorang bisa begini bisa begitu. Mulai mengaca mulai
membaca nasib diri, mulai memprediksi perjalanan setelah ini, hingga sampai
pada satu kesimpulan bahwa yang selama ini aku dibilang promosi naik jabatan
ternyata hanya transmigrasi. Betapa tidak jika promosi selayaknya dapat
keistimewaan dalam kenaikan pangkat dan (seperti pendapat temen2 yg senasib)
seharusnya pendapatan juga bertambah seiring dengan bertambahnya tanggung
jawab, tapi yang kudapat pangkat tak bisa naik dipercepat dan pendapatan tak
bertambah seperti teman2 sejawat (maaf tak bermaksud menafikan bahwa rezeki di
atur oleh ALLAH, saya sangat paham itu). Simpulan simpulan itu dan setelah
membaca peta situasi institusi nampaknya aku dihadapkan pada PILIHAN lagi jika
ingin nasibku berubah.
Tak
dapat dipungkiri dan aku terpaksa mengamini pendapat seorang kawan yang kenyang
mendalami intrik2 institusi, bahwa ada 3 kategori pegawai secara garis besar
yaitu BIASA, ISTIMEWA dan UNIK. Pegawai BIASA dimaksudkan adalah pegawai yang
berjalan apa adanya menjalankan tugas dan kewajiban apa adanya. Pegawai
ISTIMEWA dibagi jadi dua, pertama ISTIMEWA karena kinerjanya yang baik dan
diatas rata-rata, kedua ISTIMEWA karena ia pintar atau rajin lapor atau mungkin
juga setor apakah setor muka atau setor pelayanan kepada pejabat yang dianggap
mempunyai kuasa. Kategori ketiga pegawai
UNIK pegawai yang mempunyai prestasi atau atitude khusus, dan pegawai UNIK
hanya bisa dilihat oleh orang2 yang UNIK dan “membutuhkan”. Kata temenku
pegawai kategori BIASA maka jalur mutasinya ya biasa2 saja bahkan terkesan
tercecer-cecer, dan yang ISTIMEWA jalurnya bisa diprediksi, sementara yang UNIK
jalurnya juga unik.
Kembali
pada PILIHANku, apakah aku harus mengikuti jalur UNIK atau BIASA ataukah harus
membuat jalur baru EKSTRIM. Milih “jabatan” dengan resiko berjauhan dengan
keluarga untuk jangka waktu yang tak bisa dipastikan atau mendekat dengan
keluarga walau harus menanggung konsekwensinya ?. Kubaca peta dengan teliti,
kupahami yang sedang terjadi dengan hati, kuamati tanda tanda alam dengan
seksama dan akhirnya kumohon petunjuk pada sang Khalik. Akhirnya aku memilih
untuk mendekati, berkumpul keluarga daripada tetap berenang di laut ketidakpastian
dan ombak persaingan. Awal mei 2013 akhirnya kuajukan permohonan untuk dipindahkan
ke kota yang deket dengan keluarga dan kukembalikan mandat jabatan yang telah
dipercayakan padaku.
Dan
setahun setelah permohonan belum kelihatan tanda-tanda disetujui, mulailah
berkecamuk pikiran-pikiran tak sehat terhadap kebijakan institusi, masa hanya
minta DOWNGRADE aja susah padahal sebelum-sebelumnya yang UPGRADE begitu
mudahnya. Bertahan dalam ketidak pastian, bersabar dalam gejolak emosi, berkutat
dalam rasa curiga, beruntung ALLAH memberikan hidayahnya untuk tetap sehat
jasmani dan rohani, berpikiran tetap sehat. ALHAMDULILLAH. Akhirnya tepat
tanggal 12 Juni 2014 keputusan itu keluar dan aku disetujui pindah ke kota yang
menjadi HOMEBASEku. MALANG…bersyukur aku telah meMILIH dan semoga PILIHANku
tepat dan diberkahi Allah setelah melihat betapa struktur mutasi yang benar2
BIASA, ISTIMEWA dan UNIK.
Akhirnya
aku harus segera meninggalkan kawan-kawan seperjuanganku yang mungkin juga
sedang menimbang-nimbang PILIHAN masing2. Semoga kalian semua segera
mendapatkan jawaban atas soalan yang sedang dihadapi dengan memilih yang tepat,
dan semoga mendapatkan yang terbaik dari apa yang kalian harapkan. ALLAH tidak pernah TIDUR, ALLAHU MA’ANA.
Terima kasih atas kerjasama kita selama ini, mohon maaf jika ada yang kurang
berkenan di hati baik dalam kedinasan atau pergaulan sehari-hari.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”
“ BUKA MATA DAN TELINGA LEBAR2 SEBELUM MENJATUHKAN PILIHAN, LALU TUTUPLAH MATA DAN TELINGA RAPAT2 SETELAH MENENTUKAN PILIHAN “
Salam SASAJI (Semoga Allah Selalu Anugerahi Jiwa Ikhlas).
PILIHAN yang tepat namun berat...
BalasHapusSalut dengan empunya blog salah satu panutanku...
Semoga selalu diberkahi dan dianugerahi jiwa ikhlas, ramah, rezeki yang berlimpah dan kesuksesan di mata Allah, amin.
Selamat menjalankan tugas di tempat yang baru pak moedza....
mangstaab,,,,,,,,,,,,
BalasHapusRama Budi....terima kasih berkenan hadir. Semoga Budi juga sukses di karier dan keluarga
BalasHapus