Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1437 H

Sabtu, 25 Januari 2014

SABAR dan TEGAR ditengah PERSOALAN yang GENCAR

Tahun 2013 telah berlalu, harapan-harapan masih banyak yang belum terpenuhi. Kadang ada rasa kesal, marah, dendam dan benci di dada serasa ingin menumpahkan mencampakkan dan melemparkan semuanya pada seseorang yang dianggap sebagai BIANG KEROK sumber dari PERSOALAN yang menghalangi harapan dan impian. Disaat itulah sering kudengar, kubaca dari forum2, tausyiah2, dan nasehat2 bahwa untuk menghadapi segala SOALAN itu sebaiknya kita tetap SABAR ... WOLES coooyyy.... Nah akhirnya setelah merenang dan merenung tersusunlah kata-kataku ini. 
Masalah (Persoalan) bisa diartikan sebagai keadaan yang tidak seimbang antara harapan/keinginan/mimpi dengan kenyataan yang ada atau singkatnya adalah perbedaan kondisi sekarang dan kondisi yang diharapkan. Bagaimana seseorang tahu bahwa sedang dihadapkan pada satu persoalan ? tidak lain karena adanya kesadaran dan keinginan bahwa kondisi sekarang belumlah sempurna dan berkeyakinan bahwa masa depan bisa lebih baik.
Bagaimana kita mengetahui persoalan yang sedang kita hadapi ? yah jawaban dari pertanyaan itulah yang akan membedakan kualitas seseorang. Dalam ilmu biologi persoalan didefinisikan sebagai suatu pengertian / makna yang belum kita pahami tentang mengapa gejala benda dan gejala perustiwa di alam ini ada dan bisa terjadi atau mengalami proses serta mempengaruhi kehidupan kita. Jadi jika seseorang bisa mengetahui dengan tepat persoalan yang dia hadapi kemudian berhasil mendapatkan solusi yang baik dengan cara yang baik maka bisa dikatakan ia berkualitas baik. 
Persoalan biasanya selalu tidak enak dan pasti tidak disukai kehadirannya baik itu persoalan kecil apalagi persoalan yang besar. Dan ternyata hampir setiap kita pernah dihadapkan atau bahkan sedang menghadapi persoalan tersebut, sadar atau tidak sadar. Hampir disetiap doa dan permohonan kita selalu bermohon agar dihindarkan, dijauhkan dan dikeluarkan dari persoalan, dan seringkali kita juga minta kepada teman sejawat kita untuk dicarikan solusi bagaimana keluar dari persoalan. Namun habiskan, selesaikah persoalan kita ?? TIDAK dan mungkin TIDAK akan PERNAH habis karena satu persoalan selesai akan timbul persolan baru. Ternyata hidup kita, masa depan kita, jalan kita terdiri dari rangkaian SOAL-SOAL yang harus kita jawab. 

Darimana datangnya persoalan tadi ? Kebanyakan kita beranggapan bahwa persoalan yang sedang kita hadapi adalah berasal dari eksternal atau dari luar diri sendiri. Sehingga sibuklah kita mencari akar persoalan tersebut dan jawaban dari persoalan tersebut kepada orang-orang lain di luar diri kita sendiri. Dan tidak jarang akhirnya persoalan kita selesaiakan dengan mengandalkan kondisi eksternal yang pada akhirnya ternyata dapat menyebabkan persoalan baru.
 
Kadang disaat kita dilanda kepanikan, kegalauan atas kondisi yang tidak kita inginkan kita selalu dan terlalu sering menyalahkan orang lain menyalahkan lingkungan dan mencari kambing hitam. Kita seakan lupa pada kata-kata bijak yang hampir setiap hari berseliweran di dunia maya bahwa “Kebahagiaan itu timbulnya dari dalam hati”. Kita hampir tidak pernah atau jarang menganggap bahwa sumber persoalan itu berasal dari diri sendiri, kita enggan berintropeksi, kita tak mau menyalahkan diri sendiri atas kondisi yang tidak kita inginkan. 
Bagaimana sebaiknya kita menyikapi persoalan ? Bahwa ternyata hidup adalah rangkaian dari soalan soalan yang harus kita pecahkan dan kita tidak akan pernah terlepas terpisahkan dari segala macam persoalan kecuali maut menjemput.   

Cara menyikapi yang baik adalah dengan berprasangka baik dan berbuat baik meski sedang dalam persoalan yang tidak mengenakkan. Bukannya sebaliknya bertindak ceroboh bahkan bodoh atau selalu mengeluh terhadap permasalahan itu. Yakinkan diri bahwa persoalan tersebut diberikan Allah sebagai cobaan atau ujian karena kita akan diberikan sesuatu berkah yang lebih baik. Bahwa besaran persoalan tiap manusia berbeda itu pasti,  sudah selayaknya sebgmana anak sekolah kelas 1, 2, 3 dan 6 pasti soal ujiannya berbeda.


Dg berprasangka baik, berbuat baik dan selalu berdoa, Allah akan mendekatkan jarak berkah yang telah disiapkan  atau mempercepat penyelesaian persoalan tersebut, karena kita dianggak LAYAK menerima berkah dari Allah.  Tetapi jika berbuat ceroboh, berprasangka jelek, maka kemungkinan Allah akan menunda berkah yg telah disiapkan. Karena Allah menganggap kita BELUM LAYAK mendapatkan berkah itu.

Tetap berprasangka, berbuat baik walau dalam sedang menghadapi persoalan yang tidak mengenakkan itulah yang disebut SABAR, sebagaimana diartikan dalam kamus online SABAR adalah tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah, tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu, bersikap tenang (tt pikiran, perasaan). 

Sering kita dengar kita baca betapa kita lebih baik mengutamakan SABAR daripada ceroboh, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu’min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim). Ternyata SABAR bisa menjadikan pribadi yang mempesona karena menganggap suatu soalan dari sudut positif, memandang bahwa semua itu karena kehendak ALLAH.

So mari kita belajar menghadapi segala soalan dengan SABAR, karena ALLAH mencintai dan selalu bersama-sama orang yang SABAR. Kita belajar tetap berprasangka positif atas segala soalan yang sedang dan akan kita hadapi, tetap berbuat kebaikan dan berdoa serta akhirnya kita menyerahkan segala hasilnya kepada ALLAH. "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." Begitu firman Allah dalam . QS. Albaqarah : 153. 

“Pribadi yang mulia adalah yang lebih mengutamakan ber-SABAR dan ber-SYUKUR daripada MENGELUH” demikian kata bijak yang sering kita baca.
Terus bagaimana jika kita belum mampu untuk ber-SABAR…??? Yaa tidak apa apa, namanya juga manusia tempatnya khilaf dan dosa, tetapi tetap dan selalu berusaha belajar untuk ber-SABAR itu lebih baik.



 

1 komentar: